PT. LI (ISL)

PT Liga Indonesia (sering disingkat PT LI) adalah perusahaan yang merupakan penyelenggara kompetisi sepakbola profesional di Indonesia. Cikal bakal PT LI merupakan pengembangan dari Badan Liga Indonesia PSSI (BLI).

Sejak tahun 2009, PT LI menyelenggarakan Indonesia Super League (ISL), Divisi Utama Liga Indonesia dan Piala Indonesia. Pada tahun 2011, PSSI memutuskan untuk mencabut delegasi penyelenggaraan dari PT LI dan menunjuk PT Indonesia Premier League Sportindo sebagai penyelenggara untuk kompetisi sepakbola profesional baru, Indonesia Premier League (IPL).Hal ini kembali memunculkan dualisme kompetisi sepakbola profesional di Indonesia antara IPL dengan ISL.

Kepemilikan & Kepengurusan

Pada awal pembentukannya, 99% kepemilikan PT LI dipegang oleh PSSI sementara sisa 1%-nya dimiliki oleh Yayasan Sepakbola When I’m 64 yang dimiliki oleh Nirwan Dermawan Bakrie. Hal ini berdasakan akte pendirian PT LI yang dibuat 8 Oktober 2008, dan Statuta PSSI pasal 40 ayat 1 jo pasal 42.

RUPS PT. Liga Indonesia pada 27 Oktober 2012 yang tanpa kehadiran PSSI sebagai pemegang saham mayoritas, memutuskan bahwa 99% kepemilikan saham PT. Liga Indonesia beralih ke klub-klub di bawah naungan PT. Liga Indonesia. Sedang PSSI hanya memiliki 1% saham.

Pada RUPS tanggal 27 Oktober 2011 membentuk pengurus PT Liga Indonesia, kemudian disampaikan ke publik bahwa susunan pengurusnya adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Nirwan Dermawan Bakrie
Harbiansyah Hanafiah

Dewan Direksi

Presiden Direktur                   Syahril Taher
Direktur                                   Andi Darussalam Tabussala
Direktur Kompetisi/ CEO        Joko Driyono

Data kepengurusan di atas rupanya belum disahkan oleh Menhukham karena dalam dokumen Sisminbakum pertanggal 9 November 2011, diketahui bahwa susunan kepengurusan PT. Liga Indonesia adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham

PSSI                                                    99%
Yayasan Sepakbola When I’m 64        1%

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris        Nirwan Dermawan Bakrie
Komisaris                        Nugraha Besoes
Komisaris                        Drs. H. Ibnu Munzir
Komisaris                        Mafirion
Komisaris                        Rugandi Soemadipraja

Dewan Direksi

Presiden Direktur           Andi Darussalam Tabussala
Direktur                           Joko Driyono
Direktur                           Kokoh Afiat

Kisruh 2011

PSSI, di bawah Ketua Umum Djohar Arifin Husin, telah mencabut delegasi penyelenggaraan kompetisi profesional dari PT LI melalui Surat Keputusan Nomor SKEP/21/JAH/VIII/2011 dan menunjuk PT LPIS sebagai penyelenggara kompetisi profesional yang baru, IPL.

Keputusan PSSI yang menetapkan jumlah peserta IPL sebanyak 24 tim ditentang oleh sebagian klub eks peserta ISL karena dianggap melanggar amanat Kongres Bali yang menetapkan bahwa kompetisi tertinggi (top flight) ISL hanya diisi oleh 18 klub peserta.

ISL

Indonesia Super League (ISL) adalah kompetisi sepak bola yang dimulai pada tahun 2008. ISL diselenggarakan oleh PT Liga Indonesia (dahulu BLI) yang dimiliki oleh PSSI. ISL dikuti 18 tim terbaik yang akan saling bertanding satu putaran penuh kompetisi 34 pertandingan, kandang dan tandang.

Sistem operasi untuk setiap klub peserta dengan promosi dari dan degradasi ke Divisi Utama. Musim kompetisi tidak menentu dan disesuaikan dengan kondisi atau suasana yang terjadi di Indonesia.

Pada tahun 2011, setelah serangkaian kisruh dan kontroversi penyelenggaraan Liga Primer Indonesia, PSSI kemudian menggantikan ISL dengan Indonesia Premier League (IPL). Sebagian klub ISL yang tidak setuju dengan penyelenggaraan IPL kemudian tetap menyelenggarakan Liga Super Indonesia 2011–12 yang dianggap sebagai breakaway league (liga tandingan).

Pada rapat Komite Bersama (KB) 20 September 2012, ISL tidak lagi dianggap sebagai breakaway league. Keberadaan ISL diakui oleh AFC dan harus berada di bawah naungan PSSI.

Musim kompetisi 2012/2013 PT LI kembali menyelenggarakan ISL sesuai dengan 20 klub peserta setelah Semen Padang dan Persijap Jepara menyeberang dari LPI ke ISL.

Ketetapan 20 peserta itu tidak mengacu pada amanat hasil Kongres Bali yang tidak lagi dianggap berlaku, tetapi pada keputusan sidang Komite Eksekutif KPSI pada 27 September 2012.

Kontrak Hak Siar ISL

Sejak musim perdana ISL disiarkan oleh stasiun televisi nasional ANTV, anak perusahaan PT Visi Media Asia, Tbk (Viva Group). Sejak musim kompetisi 2008/2009 hak siar ISL tidak pernah disebutkan, namun disinyalir sebesar Rp.10 miliar untuk 10 musim.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 27 Oktober 2011, disebutkan bahwa ISL mendapat hak siar dengan nilai lebih dari 10 kali lipat nilai kontrak sebelumnya, yakni sebesar Rp.130 miliar.

Hal itu disampaikan Joko Driyono, CEO PT Liga Indonesia, pada 28 Oktober 2012 di hadapan beberapa media. Selain sebagai pemegang hak siar, ANTV juga ditetapkan sebagai Commersial Right Holder. Dengan keputusan ini, semua pihak yang ingin andil menyeponsori ISL harus melalui ANTV sebagai pemegang hak siar paten.

Saat itu, Joko Driyono juga menyebut bahwa nilai hak siar ISL jauh lebih besar dari yang didapat oleh IPL yang mendapat hak siar sebesar Rp.100 miliar dari MNC Group.

Namun, besarnya nilai hak siar yang didapat dari ANTV itu memunculkan aroma tak sedap. Konon jumlah tersebut hanya bohong belaka. Nilai sesungguhnya dari nilai kontrak hak siar itu disebut-sebut hanya Rp.5 miliar.

Laporan keuangan VIVA Group tahun 2011 yang dirilis ke publik menunjukkan bahwa kontrak sebesar Rp.5 miliar tersebut ternyata benar belaka.

Dalam dokumen tersebut, pada halaman 184, disebutkan bahwa pada tanggal 17 November 2011, CAT (Cakrawala Andalas Televisi) menandatangani perjanjian dengan PT Liga Indonesia atas hak siar kompetisi sepakbola liga Indonesia untuk musim 2011-2012. Perjanjian itu mengharuskan CAT membayar hak siar kompetisi sepakbola sebesar Rp.5 miliar.

Masih pada tanggal yang sama,  AGM (Asia Global Media, anak usaha VIVA Group) menandatangani perjanjian dengan PT Liga Indonesia atas pengelolaan manfaat sponsorship kompetisi sepakbola liga Indonesia untuk musim 2011-2012. Perjanjian ini mengharuskan AGM membayar biaya sponsor sebesar Rp.115 miliar.

Dengan besar hak siar hanya Rp.5 miliar, maka 18 klub ISL jika mendapat porsi yang sama dalam hak siarnya akan mendapatkan dana sebesar Rp.277 juta.

Uang sponsorship dari AGM akan masuk kas PT Liga Indonesia sendiri. Dari uang sponsorship itulah PT. Liga Indonesia menjalankan roda kompetisi, termasuk pembayaran perangkat pertandingan dan hadiah.

Sebab itulah, untuk menyongsong kompetisi musim 2012-2013, PT Liga Indonesia mampu menanggung dan menalangi utang-utang klub peserta ISL, mulai dari pembayaran gaji dan sebagainya, sseperti yang dialami oleh PSMS Medan.

Source: wikipedia.org/berbagai sumber

Leave a comment